Siswa menjadi korban pedofilia, KPAI membutuhkan perekrutan staf sekolah yang lebih ketat

Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Tujuh siswa dari Tuban, Jawa Timur, adalah korban pedofil dari PS (44), seorang pengawal sekolah dan pelatih pramuka yang saat ini ditahan di pusat penahanan Bareskrim. Operasi predator yang ditargetkan ini telah menewaskan setidaknya 21 anak-anak di daerah Tulungagun.

Baca: Polisi memeriksa 7 saksi untuk melacak sungai mematikan di Sleman, dan seorang konsultan pembimbing kegiatan juga mengikuti

Baca: Fakta-fakta tentang pangkalan penumpang Ojek Pasan Peras, dalam perangkap hukum para pelaku Kediri yang selamat dari para korban di Indonesia-Margaret Aliyatul Maimunah dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memperkuat pendidikan bagi para pejabat sekolah Seleksi pekerja. Margaret mengatakan pada kontak, Sabtu (22/2/2020): “Pedofil dapat siapa saja. Terutama mereka yang memiliki latar belakang sosial yang menyimpang. Margaret melihat penjahat biasa di UKS Tindakan tersangka PS yang ditangkap oleh investigasi kriminal yang dilakukan di dalam ruangan dan rumahnya mengingatkan setiap sekolah bahwa pengawasan video harus dipasang. Jangan memecat setiap ruangan di sekolah, apakah itu laboratorium, ruang ganti atau tempat yang bisa menjadi kekerasan seksual. Perpustakaan. Dia menambahkan: “Kami mendorong pasangan video pengawas untuk mengontrol dan menghindari kekerasan di sekolah. Khususnya pada tahun 2019, KPAI menunjukkan bahwa 321 laporan tentang kekerasan sekolah disampaikan kepada KPAI. ” — Siswa Cabuli selama proses perekaman, wali sekolah yang memutar video ke kelompok komunitas pedofil

Siber Bareskrim Subdit Polri terus mengembangkan jaringan komunitas pedofil di jaringan sosial yang melibatkan tersangka PS (44) Kasus: Seorang penjaga sekolah dan pelatih pramuka di Jawa Timur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *