Jakarta TRIBUNNEWS.COM – Pertanyaan mana yang muncul lebih dulu, apakah itu kepastian hukum atau peradilan, seperti pertanyaan yang muncul lebih dulu, apakah itu ayam atau telur.
Hanya jika telur ditentukan menjadi telur, dapatkah kita menentukan bahwa telur itu adalah telur pertama yang ada, dan kemudian telur itu akan muncul. Membandingkan kepastian hukum dengan ayam, petugas penegak hukum umum di Indonesia lebih cenderung mengutamakan keselamatan hukum daripada keadilan.
Tetapi Dr. Anwar Budman (MH MM) tidak. Bek cantik ini tampaknya semakin maju seiring perkembangan zaman.
Anwar mengutamakan keadilan daripada kepastian hukum. Keadilan tidak hanya keadilan, tetapi juga keadilan berdasarkan Pancasila.
“Kita tahu bahwa keadilan sangat mahal. Indonesia saat ini lebih condong ke kepastian hukum. Saya ingin mengundang petugas penegak hukum lainnya untuk membangun dan menerapkan keadilan, karena kita adalah negara yang hebat, ideologi adalah negara dengan Pancasila Dibandingkan dengan kepastian hukum dan kepraktisannya, Hakim Pancasila lebih humanistik dan lebih mewah, “Anwar Budiman mengumumkan di Jakarta pada Sabtu (27 Juni, 2020).
Baca: Surat Edaran tentang Covid-19 Orang yang dinilai dapat memberikan kepastian hukum
Menurut UU No. 18 tahun 2003 (Undang-Undang tentang Pengacara, Pengacara atau Penasihat), kecuali polisi, jaksa dan Di luar hakim, itu memang salah satu petugas penegak hukum di Indonesia.
Keempat orang ini adalah departemen penegakan hukum yang dikenal sebagai “Dinasti Catur”. Anwar menekankan bahwa dia berharap rekan penegak hukum lainnya untuk mengintensifkan upaya mereka untuk menciptakan keadilan, bukan hanya mencari kepastian hukum.
“Keadilan adalah yang paling penting. Tuhan berkehendak, jika keadilan lahir, kepastian hukum dan efektivitasnya akan mengikuti”, menekankan pengamat pekerjaan dan pengamat kebijakan publik, ini adalah ketiga kalinya Profesor siklus hukum. Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana, Jakarta.