Mengurangi birokrasi atau mengalihkan pengujian corona

IndefTRIBUNNEWS.COM Ketua Panitia Pakar Dradjad H. Wibowo Jakarta-10 April, Jumat, Jakarta mulai menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Wilayah lain juga meminta / mempertimbangkan pengajuan PSBB. Tujuan PSBB adalah untuk mengurangi penyebaran SARS-CoV-2 dari orang ke orang. Ini adalah dua kelemahan yang harus segera diatasi. Pertama, kami tidak yakin berapa banyak kasus korona positif sebenarnya ada di Jakarta dan Indonesia.

Karena jumlah tes sangat kecil, tentu saja ada banyak kasus yang belum ditemukan, siapa yang tahu berapa banyak. Sebagai pedoman kasar, banyak mayat telah dikuburkan di Jakarta di bawah prosedur COVID-19, dan tidak jelas apakah mereka positif.

Membaca: Polri bermaksud untuk melindungi implementasi PSBB untuk memutus rantai transmisi distribusi korona

Membaca: Ini adalah fakta bahwa ia menggunakan lagu-lagu virus Corona Bimbo di sini 30 tahun yang lalu Virus telah menyebar-hal yang sama dapat terjadi di wilayah lain. Kedua, sejak Senin, 6 April, aktivitas warga Jakarta tetap terlalu tinggi untuk mengendalikan epidemi. Dalam hal lain itu sama.

Saya tidak tahu berapa banyak, siapa dan di mana orang-orang positif untuk korona dan aktivitas populasi masih tinggi. Karena itu, langkah pertama adalah mencari tahu sejak dini. Tes, uji dan uji. Secepat mungkin, secepat mungkin.

Sayangnya, kecuali terlalu sedikit, tes ini sebenarnya sangat lambat. Ini adalah salah satu keluhan Gubernur Ridwan Kamil. Jangan berpikir bahwa uji korona yang terlalu sedikit dan lambat tidak akan berdampak besar pada perekonomian. Padahal, dampaknya sangat besar.

— Apakah itu untuk mengendalikan wabah atau ledakan, itu telah menjadi pintu pertama. Jika prosedur pengujian berhasil, ditambah dengan disiplin masyarakat dan layanan medis yang baik, adalah mungkin untuk mengendalikan epidemi.

Membaca: Guitar Chords dan Lirik Lagu-Glenn Fredley: Ketika saya bernafas, Anda akan membunuh hati saya. Anda-ekonomi dan kegiatan bisnis dapat mundur. Jika ada wabah, lihat situasi di Lombardy, Italia. Selain itu, pengujian cepat juga sangat penting untuk perawatan pasien. Ingat bahwa angka kematian kasus COVID-19 di Indonesia dianggap tinggi.

Kami telah kehilangan banyak sumber daya manusia senior. Mulai dari dokter / perawat, sarjana, pilot, pejabat senior hingga pengusaha sukses seperti Semarang. Tidak mempertimbangkan kerugian ekonomi.

Sayangnya, prosedur inspeksi yang ditetapkan dalam Keputusan HK.01.07 / Menkes / 182/2020 yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan pada tanggal 16 Maret 2020 sering terpusat dan birokratis. -Baca: Raffi Ahmad menyiapkan anggaran untuk membayar 100 karyawan, jadi tidak ada PHK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *