OLEH: Pak Nigara-ini bukan lagi rahasia umum, apalagi bagi wartawan olahraga Indonesia, Bob Hasan adalah “dewa” pertolongan. Seperti yang kami katakan, Tuan BH senang dimana-mana.
“Ada berapa orang?” Katanya, ketika dia melihat kami dengan tinta kuli. Tak lama kemudian, tangan kanannya masuk ke saku celananya, dan dalam beberapa detik, BH langsung mengulurkan tangannya. “Ini,” katanya sambil tersenyum.
Jika di dalam negeri, pasti ratusan ribu, jika di luar negeri, nilai nominalnya harus $ 100. Tak perlu ditanya, BH selalu melakukan ini.
Sepertinya BH terbiasa memberi. Tetua saya berkata: “Jika Bob Putih tidak membuatnya sakit,” kata orang yang lebih tua. Sejak saya menjadi reporter “Olimpiade”, “Harian Kompas”, “BOLA” dan Media Go, laporan saya tidak lagi memuat proyek olahraga yang dipimpin oleh Pak Bob.

Ya, selain menjadi Pimpinan Umum Atletik (PASI), Bob Hasan juga mengarahkan Persani (senam), Pabbsi (angkat besi) dan Persani (panahan) untuk bersorak. Namun, saya telah melihatnya empat kali. Yang pertama diadakan di Kuala Lumpur pada Sea Games 1989. Saat itu, Bosnia dan Herzegovina (BH) sedang berkunjung ke Hotel Merlin, markas tim Indonesia. . Saya datang terlambat karena saya hanya mendampingi Ketua PSSI Mas Sigit Harjojudanto dan Direktur PB ISSI Mas Harry Sapto.